Sabtu, 06 Juli 2013

KB KALENDER


KB
(Keluarga Berencana)

Keluarga Berencana adalah usaha untuk mengontrol jumlah dan jarak antara kelahiran anak.Untuk menghindari kehamilan yang bersifat menetap bisa dilakukan sterilisasi, dan untuk menghindari kehamilan sementara digunakan kontrasepsi.
Sayangnya ada beberapa metode kontrasepsi yang memiliki efek samping yang dapat menimbulkan rasa kurang nyaman dan ada beberapa wanita yang tingkat toleransi tubuhnya sangat rendah terhadap efek samping alat kontrasepsi yang dipakainya.Efek samping yang dirasakan seperti mual, pusing, problema kulit, obesitas, perdarahan dan nyeri perut pada penggunaan alat kontrasepsi yang mengandung hormon, resiko kebocoran dan repot pada pemakaian kondom, hingga resiko hamil anggur pada penggunaan IUD.
Bagi wanita yang ingin menghindari efek samping alat kontrasepsi diatas, maka mereka lebih memilih cara KB alami, yaitu KB tanpa menggunakan alat kontrasepsi. Sejak dahulu orang sudah dipercaya akan adanya hari-hari subur dan tidak subur bagi wanita, karena itu cara metode kalender mempunyai sejarah yang sudah tua pemakaiannya sebagai kontrasepsi zaman dulu. Tapi pada jaman sekarang metode ini masih digunakan walau tidak banyak digunakan.Pasangan suami istri baru yang masih ingin menunda kehamilannya tetapi tidak ingin menggunakan system hormonal yang mungkin ditakutkan olehnya akan mengganggu kesuburan rahimnya.Metode kalender hanya dapat memprediksi kapan masa subur dalam siklus menstruasinya sehingga kemungkinan besar bisa mengakibatkan kehamilan hamil. Kita sebagai manusia khususnya seorang wanita sangat penting sekali mengetahui tentang kontrasepsi. Salah satu metode kontrasepsi alamiah diantaranya adalah Metode Kalender karena akan sangat membantu sekali dalam masalah Keluarga Berencana.

METODE KALENDER
Pengertian
Yaitu metode kontrasepsi dengan mempelajari siklus menstruasi yang nantinya kita akan mendapatkan gambaran mengenai kapan terjadinya masa ovulasi pada wanita.

Mekanisme Kerja Metode Kalender
Prinsip kerja metode kalender ini berpedoman kepada kenyataan bahwa wanita dalam siklus haidnya mengalami ovulasi (subur) hanya satu kali sebulan, dan biasanya terjadi beberapa hari sebelum atau sesudah hari ke-14 dari haid yang akan datang.
Sel telur dapat hidup selama 6-24 jam, sedangkan sel mani selama 48-72 jam, jadi suatu konsepsi mungkin akan terjadi kalau koitus dilakukan 2 hari sebelum ovulasi. Hendaknya sebelum memakai cara para pemakai harus diberikan penerangan medik yang jelas tentang cara ini.

Cara Menentukan Masa Aman Metode Kalender
1.     Metode Sistem Kalender-pantang berkala siklus haid 28 hari
Contoh :
Ibu Kayla mempunyai siklus haid yang amat teratur setiap bulan, selama 28 hari sesuai dengan bulan Arab.Maka siklus haid terpendek ibu Kayla adalah 28 hari, dan panjang juga 28 hari (haidnya sangat teratur).
Maka bila ibu Kayla akan memakai cara sistem kalender bila dipakai rumus diatas hasilnya:
Mulai masa subur ibu kayla 28-18 hari = 10 dari hari pertama haid
Mulai berakhir masa subur:28 – 11 = hari ke 17
Jadi masa berpantang adalah mulai hari pertama haid dan ini harus ditandai dengan spidol merahpada kalender di rumahnya.
Minggu                  7       14      21      28
Senin           1        8        15      22      29
Selasa          2        9        16      23      30                        
Rabu            3        10      17      24      31
Kamis           4        11       18      25
Jum’at         5        12      19      26
Sabtu          6        13      20      27
Hari aman       : Tanggal yang tidak dikurang, pada hari-hari ini boleh koitus
Hari bahaya    : Tanggal 10.11.12.13, pada hari-hari ini berpantang koitus
Hari ke 1        : Hari pertama haid
Hari 10, 11      : Koitus pada hari-hari ini memungkinkan sperma yang masih hidup dapat membuahi sel telur (ovum)
Hari 12, 13, 14   :   Ovulasi dapat terjadi setiap saat
Hari 15, 16     : Ovulasi masih mungkin terjadi
Hari 17           : Sel telur masih mungkin ada dan hidup
Hari 29          : Mulai haid lagi ( hari ke 1 haid)
Pada contoh diatas digambarkan bagaimana memahami sistem kalender pada seorang wanita dengan siklus haid 28 hari

2.    Rumus atau Cara Menghitung Metode Kalender Masa berpantang dihitung dengan memakai rumus sebagai berikut:
a.    Hari pertama mulai subur = siklus haid terpendek – 18
b.    Hari subur terakhir = siklus haid terpanjang – 11
Mula-mula dicatat lama siklus haid selama 3 bulan terakhir. Tentukan lama siklus haid terpanjang, kemudian siklus haid terpendek dikurangi dengan 18 hari, dan siklus haid terpanjang dikurangi 11 hari. Dua angka yang diperoleh merupakan range masa subur. Dalam waktu masa subut tersebut harus pantang senggama diluarnya merupakan masa aman
Siklus terpendek
Hari pertama masa subur
Siklus terpanjang
Hari terakhir masa subur
21 hari
Hari ke 3
21
Hari ke 10
22 hari
Hari ke 4
22
Hari ke 11
23 hari
Hari ke 5
23
Hari ke 12
24 hari
Hari ke 6
24
Hari ke 13
25 hari
Hari ke 7
25
Hari ke 14
26 hari
Hari ke 8
26
Hari ke 15
27 hari
Hari ke 9
27
Hari ke 16
28 hari
Hari ke 10
28
Hari ke 17
29 hari
Hari ke 11
29
Hari ke 18
30 hari
Hari ke 12
30
Hari ke 19
31 hari
Hari ke 13
31
Hari ke 20
32 hari
Hari ke 14
32
Hari ke 21
33 hari
Hari ke 15
33
Hari ke 22
34 hari
Hari ke 16
34
Hari ke 23
35 hari
Hari ke 17
35
Hahi ke 24

Setelah menentukan hari pertama haid, hari pertama masa subur dan terakhir masa subur, segeralah pindahkan ke kalender untuk ikut secara ketat yaitu tidak bersenggama pada hari subur (tidak berpantangan).
Sebenarnya cara ini hanya cocok bagi wanita yang siklus haidnya teratur. Sebelum melalui cara ini hendeknya wanita mencatat pada siklus haidnya paling sedikit 6 bulan dan sebaiknya selama 12 bulan. Setelah ini dicatat barulah ditentukan kapan mulainya hari subur pertama dan haru subur terakhir dengan mempergunakan cara diatas.
Contoh ;
Ibu Sisy mempunyai siklus haid yang tidak teratur.Setelah dicatat selama 6 bulan – 12 bulan diperoleh siklus haid terpendek adalah 22 hari dan terpanjang 40 hari.
Bila ibu Sisy ingin memakai sistem kalender untuk mencegah kehamilan, maka dengan memakai rumus diatas diperoleh :
-             Hari pertama subur = 22 – 18 hari = hari ke 4
-             Hari terakhir hari subur = 40 – 11 = hari ke 29
Lamanya berpantang koitus mulai hari ke 4 – hari ke 29 adalah selama 25 hari dalam satu bulan.

Efektivitas
Bagi wanita dengan siklus haid teratur, efektifitasnya lebih tinggi dibandingkan wanita yang siklus haidnya tidak teratur. Angka kegagalan berkisar antara 6 – 42

Efek Samping
Terlalu lama berpantang kadang kala tidak terlalu lebar (lama).

Kelebihan Metode Kalender
  • Dapat dilakukan oleh siapa saja
  • Tidak menggunakan peralatan apapun,hanya cukup menggunakan kalender
  • Tidak mengganggu aktifitas seksual
  • Tidak mempengaruhi kesuburan dalam jangka panjang

Kesulitan Metode Kalender
  • Tidak melindungi terhadap infeksi penyakit menular seksual (PMS).
  • Perlu waktu dan latihan untuk dapat mengetahui secara tepat masa suburnya.
  • Penentuan masa subur ini tidak dapat dilakukan hanya berdasarkan pengamatan 1 siklus mentruasi saja, setidaknya perlu pengamatan selama 6 bulan untuk lebih amannya.
  • Selain itu kesulitan cara ini adalah bahwa waktu yang tepat dari ovulasi sulit untuk ditentukan, ovulasi umumnya terjadi 14 ±2 hari sebelum hari pertama haid yang akan datang. Dengan demikian pada wanita dengan haid yang tidka teratur, saat terjadi ovulasi, sulit atau sama sekali tidak dapat diperhitungkan. Selain itu, ada kemungkinan bahwa pada wanita dengan haid teratur oleh salah satu sebab (misalnya karena sakit) ovulasi tidak datang pada saat semestinya.
  • Tidak dapat diterapkan pada wanita dengan siklus haid yang tidak teratur, nifas, ibu menyusui dan perimenopouse

DAFTAR PUSTAKA
Varney, Helen : Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC, 2006.
Mochtar, Rustam : Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC, 1998.
Wiknjosastro, Hanifa : Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, 2005
 Wikhjosastro, Hanifa : Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2005.
http://id.shvoong.com/medicine-and-health/genetics/1906030-cara-berkb-alami-dengan-metode/